Tugu Biawak Desa Krasak: Simbol Identitas Lokal yang Menginspirasi dan Meningkatkan Ekonomi Warga

Table of Contents

INFO BERITA - Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mendadak menjadi sorotan publik berkat kehadiran sebuah tugu unik berbentuk biawak raksasa. Patung ini tidak hanya mencuri perhatian karena kemiripannya dengan biawak asli, tetapi juga karena proses pembuatannya yang melibatkan kolaborasi masryarakat dan seniman lokal dengan anggaran seadanya. 

patung biawak wonosobo
Patung biawak Wonosobo yang Viral

Biawak merupakan salah satu jenis reptil yang tergolong dalam keluarga Varanidae dan genus Varanus. Di Indonesia, hewan ini dikenal luas karena penyebarannya yang hampir merata di berbagai daerah, terutama di kawasan tropis seperti Jawa, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi dan Papua. Biawak memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai pedator alami dan pengendali populasi hewan kecil.

Indonesia memiliki berbagai spesies biawak, namun salah satu yang paling dikenal adalah Varanus salvator, atau biasa disebut biawak air. Spesies ini dikenal karena ukurannya yang besar, bisa mencapai panjang lebih dari dua meter, serta kemampuannya berenang denga sangat baik. Biawak air umumnya ditemukan di rawa, sungai, dan hutan bakau.

Latar Belakang Pembangunan Tugu Biawak

Inisiatif pembangunan tugu biawak berasal dari pemuda Desa Krasak yang ingin mengangkat identitas lokal melalui seni. Biawak dipilih sebagai simbol karena hewan ini sering dijumpai di wilayah tersebut dan telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat. Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menyampaikan bahwa tugu ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan masyarakat setempat.

Proses Pembuatan dan Desain Realistis

Patung Biawak setinggi tujuh meter ini merupakan karya seniman lokal, Rejo Arianto, yang memimpin tim beranggotakan tujuh orang. Proses pembuatannya memakan waktu sekitar satu setengah bulan dengan anggaran Rp.50.000.000,- yang berasal dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Desain patung yang realistis membuatnya tampak seperti biawak asli yang sedang merayap di atas batu, menarik perhatian banyak orang untuk berkunjung dan berfoto.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Sejak viral di media sosial, tugu biawak ini telah menarik ribuan pengunjung setiap harinya, bahkan ada yang datang dari dari luar Jawa seperti Kalimantan dan Sulawesi. Kehadiran wisatawan ini membawa berkah bagi para pedagang lokal. Wati, seorang pedagang getuk dan salak, mengaku pendapatannya meningkat dari sekitar Rp.2.00.000,- menjadi lebih dari Rp.1.000.000,- per hari. Ia bahkan rela berjualan hingga larut malam untuk melayani pengunjung.

Pengakuan dan Apresiasi

Tugu biawak ini telah tercatat di database Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dengan nama 'Tugu Monumental Krasak Menyawak'. Hal ini menunjukkan pengakuan terhadap karya seni yang tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi tetapi juga memperkuat identitas lokal. 

Tugu biawak di Desa Krasak merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi antar masyarakat, seniman, dan pemerintah dapat menghasilkan karya yang berdampak positif secara ekonomi dan sosial. dengan anggaran terbatas, mereka berhasil menciptakan ikon lokal yang tidak hanya memperkuat identitas desa tetapi juga meningkatkan kesejahteraan warganya. 

Semoga keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menggali potensi lokal dan memberdayakan masyarakat melalui seni dan budaya. 

Post a Comment